Komnas HAM Tangani Tragedi "Meranti Berdarah"


RIAU MERDEKA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan akan mengawal hingga tuntas kasus kematian tersangka pembunuhan polisi, Apriadi Pratama (24), yang berujung pada demonstrasi maut di Markas Kepolisian Resor (Polres) Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.

"Jangan khawatir, kami akan kawal dan dorong sampai ke pengadilan. Kapolri (Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian) juga sudah menyampaikan ke saya bahwa Polri tidak menerima kejadian ini, karena kasus ini adalah murni dilakukan individual, bukan institusi," kata Kepala Sub Pemantauan dan Penyelidikan Komnas Ham, Natalius Pigai, di Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Jumat (2/9/2016).

Tragedi Meranti berdarah ini terjadi pada Kamis, 25 Agustus 2016. Kerusuhan bermula dari kasus pembunuhan yang diduga dilatari cinta segitiga. Seorang anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Meranti, Brigadir Adil S Tambunan (31), tewas dengan lima luka tikaman pada Kamis dinihari lalu sekitar pukul 01.45 WIB.

Tersangka pembunuhan tersebut adalah Apriadi Pratama, warga Gang Airmerah, Jalan Banglas, Kecamatan Tebingtinggi yang berprofesi honorer di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Meranti. Apri sempat melarikan diri, namun berhasil ditangkap dan dihadiahi timah panas di kedua kakinya. Meski ditembak di kaki, namun Apri akhirnya tewas.

Kematian Apri pun berbuntut panjang. Warga ramai-ramai mendatangi Mapolres Meranti pada Kamis siang. Mereka menduga Apri meninggal karena dianiaya rekan-rekan Brigadir Adil.

Persoalan bertambah panjang karena aksi warga itu berakhir ricuh dan menelan korban jiwa. Seorang warga Tebingtinggi, Isrusli bin Ramli (40), tewas dengan luka di bagian wajah.

Kasus ini kemudian ditangani Markas Besar Polri dan Kepolisian Daerah (Polda) Riau. Tiga orang anggota Polres Meranti yang identitasnya masih dirahasiakan telah ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu, Kepala Polres Meranti, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Asep Iskandar dicopot.

Natalius Pigai mengatakan, Komnas HAM datang ke Meranti untuk mendalami kasus tersebut. Begitu tiba di Meranti, Pigai langsung mengunjungi rumah keluarga almarhum Apriadi dan Isrusli.

Saat Pigai datang, ibunda almarhum Apriadi, Nur masih terbaring lemah di kasur yang ditemani kedua anaknya, Nur Afni dan Rian Hidayat. "Kami ikut berduka. Selanjutnya Komnas HAM akan mendorong proses keadilan secara hukum," kata Pigai kepada keluarga almarhum Apriadi.

Pigai menyebutkan, terkait proses pidana terhadap tersangka, Komnas HAM akan terus melakukan pengawalan. "Komnas HAM bertugas mengawal agar tidak ditutupi, mulai dari hasil otopsi sampai ke persidangan pengadilan. Peristiwa ini harus putus sampai ke akarnya," ucapnya.

Keluarga almarhum Apriadi juga minta keadilan ditegakkan. Diberitakan halloriau, mereka juga berharap tidak ada yang dimanipulasi agar apa yang sebenarnya terungkap secara terang benderang. "Karena bisa saja ada yang diubah agar meringankan mereka (polisi yang jadi tersangka)," kata kakak kandung Apriadi, Nur Afny.

Ia juga mendesak pihak kepolisian segera membuka hasil pengusutan kasus ini ke publik, terutama masyarakat Meranti. "Kami minta keadilan terhadap adik kami, minimal pelakunya dipenjara dan diberhentikan," tegasnya.

Sementara itu, keluarga almarhum Isrusli meminta keluarga yang ditinggalkan mendapat kepastian hidup untuk menatap masa depan. Permintaan tersebut disampaikan paman Isrusli, Rudi.

Isrusli yang tewas dalam kerusuhan di Mapolres Meranti itu meninggalkan seorang istri dan tiga anak. "Tiga anak itu masih kecil, sedangkan istrinya tidak bekerja. Mereka harus diberi jaminan hidup," ucap Rudi.

Hingga kini, Rudi juga masih meyakini kematian Isrusli bukan disebabkan lemparan batu seperti yang disampaikan AKBP Asep Iskandar, penjabat Kapolres saat itu. "Kami yakin itu terkena tembakan. Bagaimana mungkin lemparan batu bisa langsung tewas dengan luka begitu. Sangat tidak masuk akal, apalagi keluarga melihat bekas lukanya seperti menembus ke belakang kepala," bebernya.

Setelah mengunjungi rumah Apriadi dan Isrusli, Pigai langsung menuju Kantor Bupati Meranti untuk melakukan dialog dengan beberapa pejabat dan perwakilan masyarakat. Kedatangan Pigai disambut Sekretaris Daerah (Sekda) Meranti, Iqaruddin. [*]



TERKAIT