Ekonomi Digital, Jangan Remehkan Keamanan Siber


RIAU MERDEKA - Pemerintah telah menyatakan ingin menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara. Keinginan itu dilandasi lantaran potensi pasar yang dimiliki negara ini begitu menggoda sehingga wajar ingin menjadikan negeri ini raksasa digital.

Dari sisi swasta pun kini telah berkembang perusahaan-perusahaan yang berbasis teknologi. Nah melihat hal itu, strategi keamanan siber juga mutlak diperhatikan.

Pasalnya, berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenpohukam), cyberattack di Indonesia meningkat 33 persen dari tahun ke tahun di 2015, dengan lebih dari setengah serangan menargetkan situs e-commerce.

"Pelanggaran keamanan atau security breach meningkat dengan cepat. Tentu saja mengakibatkan kerugian finansial yang besar dan merusak reputasi perusahaan. Selain itu, perusahaan yang meragukan kemampuan cybersecurity terancam tertinggal dalam kompetisi," ujar Country Manager Cisco Systems Indonesia, Budi Santoso Suntanto di Jakarta, Jumat (23/12).

Dikatakannya, keamanan siber sesungguhnya merupakan kunci dalam mendorong pertumbuhan perusahaan. Kepercayaan konsumenlah yang menjadikan ujung tombak di era digital saat ini. Dengan jumlah perangkat di Indonesia yang terhubung dengan Internet diprediksikan akan mencapai 550 juta pada tahun 2020, oleh sebab itu keamanan data mereka tak bisa dikompromikan lagi.

"Pada akhirnya, layanan digital dan model bisnis baru hanya akan bertahan jika pelanggan yakin bahwa data personal mereka dijaga dengan baik," jelas dia.


Wartawan    :
Editor           :Palasroha Tampubolon
Sumber        :merdeka.com

TERKAIT