Mengupas Tradisi Mandi Balimau Kasai di Kabupaten Pelalawan

Mengupas Tradisi Mandi Balimau Kasai di Kabupaten Pelalawan

RIAU MERDEKA - Kabupaten Pelalawan dikenal sebagai daerah yang kaya dengan tradisi serta adat budaya yang diturunkan oleh leluhur dari generasi ke generasi sampai saat ini masih melekat. Kemajuan zaman ternyata tidak menggerus perubahan beberapa tradisi yang dipegang teguh oleh masyarakat di Kabupaten Pelalawan.

Sejumlah daerah yang ada di Kabupaten Pelalawan, memiliki tradisi yang cukup unik dalam rangka menyambut masuknya bulan suci Ramadhan. Di Kecamatan Pelalawan misalnya, menyambut masuknya bulan puasa masyarakat biasa melakukan tradisi yang biasa disebut dengan Mandi Balimau Sultan. Seperti diketahui, di Kecamatan Pelalawan sendiri adalah tempat keberadaan kerajaan Pelalawan dengan istananya yang disebut Istana Sayap.

Mandi Balimau Sultan, menurut penuturan masyarakat disana, telah dilakukan secara turun temurun oleh keluarga kerajaan dan masyarakat Pelalawan sejak dahulu kala. Meski zaman telah jauh meninggalkan kekunoan, namun tradisi Mandi Balimau Sultan masih terus dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Pelalawan setiap menjelang masuknya bulan Ramadan.
Namun kali ini Riau Merdeka akan mengupas sedikit cerita tentang Mandi Balimau Kasai di Kecamatan Pelalawan, yang sangat penuh kesakralan dalam pelaksanaannya. Disana masyarakatnya selalu rutin menggelar tradisi upacara untuk penyucian diri sebelum menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, yaitu Mandi Balimau Kasai.



Dalam tradsi masyarakat Pelalawan, Mandi Balimau Kasai atau Potang Mogang dianggap sebagai upacara sarana penyucian diri lahir maupun bathin, dan juga sebagai bentuk ucapan rasa syukur dan ungkapan kegembiraan menyambut datangnya bulan Ramadan. Masyarakat Pelalawan khususnya di Kecamatan Pelalawan memiliki keyakinan, Bahwa kasai dapat mengusir berbagai macam penyakit kedengkian dan iri hati yang tertanam dalam hati manusia selama bulan Ramadhan.

Tradisi Mandi Balimau Kasai Potang Mogang di Pelalawan telah berlangsung selama ratusan tahun yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakatnya. Menurut cerita masyarakat setempat, tradisi ini berawal dari kebiasaan Raja di zaman terdahulu. Dalam bahasa setempat, Balimau berarti mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk atau limau. Sedangkan kasai berarti wangi-wangian yang biasanya dipakai masyarakat setempat untuk keramas.

Dalam pelaksanaanya, Upacara Mandi Balimau Kasai atau Potang Mogang di Pelalawan dimulai dengan acara makan bejambau (makan beradat, red) bersama para pemuka Adat, Batin, Ninek mamak, serta tokoh masyarakat dan para alim ulama. Sebagai tempat pelaksanaan Mandi Balimau Kasai di Pelalawan, selalu rutin digelar di tepian Sungai Kampar yang membelah wilayah Kabupaten Pelalawan, yakni di Anjungan Dekat Istana Sayap Pelalawan.



Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1437 H, Masyarakat adat di Kecamatan Pelalawan menggelar tradisi Mandi Balimau Kasai Potang Mogang, dimana masyarakat setempat selalu melaksanakannya sekali dalam setahun. Tradisi Mandi Balimau Kasai Potang Mogang merupakan kebudayaan asli masyarakat Pelalawan, yang tetap dilestarikan dan masih tetap terjaga keaslianya sampai saat ini. Biasanya, sebelum hari pelaksanaan Mandi Balimau Kasai Potang Mogang, empat hari sebelumnya sudah dilakukan sederet rangkaian acara untuk menyemarakkan acara Mandi Balimau Kasai Potang Mogang dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.

Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan antara lain, Pentas seni dan ziarah kubur. Untuk pelaksanaan ziarah kubur, dimana pada rangkaian ini masyarakat Pelalawan secara bersama-sama mendatangi makam untuk melakukan ziarah, sambil membersihkan makam dan memanjatkan doa bersama.

Usai pelaksanaan ziarah kubur, kegiatan lain biasanya dilanjutkan dengan seminar adat yang digelar di balai adat Pelalawan dan diikuti oleh seluruh ninik mamak, pemangku adat se Kecamatan Pelalawan. Dimana seminar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman ninik mamak dan pemangku adat mengenai hal-hal yang bersifat adat istiadat.Dan pada rangkaian acara selanjutnya digelar Tabliqh Akbar yang disusul puncak kegiatan Mandi Balimau Kasai Potang Mogang yang dilaksanakan di Anjungan Istana Sayap Pelalawan.


Wakil Bupati Pelalawan Drs.H.Zardewan,MM membuka prosesi upacara adat mandi Balimau Sultan dlam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1437 H di Tepian Sungai Rasau di Kelurahan Pelalawan kecamatan Pelalawan. Selain Wakil Bupati, turut hadir Ketua DPRD Pelalawan Nasarudin,SH,MH dan unsur Forkopimda, Sultan Pelalawan Assayidis Syarif HT Kamarudin Haroen, Ketua LAM Pelalawan Dr.Ir H T Edi Sabli,M.Si pengurus Lembaga Adat Provinsi Riau, para Kadis, Kabag, Kaban beserta para Camat, dan tidak ketinggalan hadir sejumlah pimpinan perusahaan dan para tamu undangan serta masyarakat kabupaten Pelalawan khususnya kecamatan Pelalawan.

Upacara adat Mandi Balimau Sultan ini merupakan salah satu rangkaian acara masyarakat kabupaten Pelalawan khususnya Kecamatan Pelalawan dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan. Prosesi tradisi ritual dimulai dari tanah bersejarah sebagai cikal bakal kabupaten Pelalawan tempat berdirinya kerajaan Pelalawan Istana Sayap di Kelurahan Pelalawan ini, merupakan salah satu syarat masyarakat yang ada di seluruh pelosok Kabupaten Pelalawan ini dalam melaksanakan ritual pembersihan diri dengan mandi balimau khususnya Pelaksanaan Mandi Balimau Potang Maogang.



Untuk itu, Pelaksanaan Mandi Balimau Sultan ini setiap tahunnya dilaksanakan di Kecamatan Pelalawan sebagai bentuk penghormatan pada budaya dan tradisi daerah ini. Kegiatan seperti ini harusnya patut dipelihara agar tidak punah. Sedangkan mandi Balimau Sultan ini juga digelar sebagai bentuk wujud rasa syukur masyarakat akan datangnya bulan ramadan, "terang Ketua Lembaga Kerapatan Adat Pelalawan (LKAP) Pelalawan T Edy Sabli saat memberikan sambutan sebelum acara Balimau Sultan digelar.

Sementara itu, Wakil Bupati Zardewan dalam sambutannya mengatakan, cukup banyak potensi yang bisa digali di Kabupaten Pelalawan. Karena itu, dirinya menginginkan agar masyarakat benar-benar mau berubah kearah yang lebih baik dan terus proaktif berperan serta dalam pembangunan. Wakil Bupati juga menyampaikan, Acara Balimau Sultan ini, lanjutnya, adalah bentuk perwujudan untuk melestarikan adat dan tradisi di daerah ini. Dengan begitu, saat masyarakat berhadapan dengan budaya asing atau adat luar, maka adat di daerah tidak serta merta ditinggalkan. "Karena itulah, saya begitu bangga dan memberikan apresiasi dengan adanya kegiatan ini,"paparnya. Pada kesempatan itu, Wakil Bupati mengajak ummat Muslim untuk menyambut bulan Ramadhan dengan hati gembira dan ikhlas sekaligus menyucikan diri.



"Mari, kita sambut Ramadhan dengan saling bermaaf-maafan untuk mensucikan hati. Dan atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan, saya juga menyampaikan ucapan selamat menyambut ibadah puasa kepada seluruh masyarakat Kabupaten Pelalawan, khususnya yang hadir pada acara mandi balimau Sultan ini. Mewakili Pemkab Pelalawan Saya menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat, selama menjalankan tugas, baik itu kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja.Saya juga sampaikan permohonan maaf Bupati Pelalawan yang berhalangan hadir dikarenakan menghadiri acara yang tidak bisa ditinggal, "pungkasnya. Usai menyampaikan kata sambutan dan pengarahannya,Wakil Bupati Pelalawan Drs.Zardewan.MM didampingi Sultan Pelalawan Asyidi Syarif HT Kamaruddin Haroen melakukan prosesi Mandi Balimau Sultan diawali dengan melakukan penyiraman air. [ADVERTORIAL]
TERKAIT