Pelayanan RSUD Pasir Pengaraian dikeluhkan pasien

RIAU MERDEKA-Sejumlah Masyarakat Kabupaten Rokan Hulu mengakui sangat kecewa dengan pelayanan pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Pasir Pengaraian. Hal ini terbukti saat salah seorang warga, Yanu (58) berobat ke rumah sakit Plat Merah tersebut, ia mengakui pelayanan yang diterimanya tidak memuaskan.
Demikian disampaikannya kepada sejumlah wartawan, Selasa (12/1/2016) di RSUD Pasir Pengaraian.
Ia mengaku sengaja tidak menggunakan jasa BPJS agar mendapatkan pelayanan yang memuaskan, tetapi hal tersebut berbanding terbalik dengan yang dirasakannya. "Sengaja saya tidak menggunakan kartu BPJS sebagaimana pengalaman tahun sebelumnya. Tetapi tetap saja layanan yang buruk dari para perawat RSUD Pasir Pengaraian tidak juga berubah," katanya.
Wanita yang penderita penyakit Paru-Paru ini kecewa dengan perawat yang memasang jarum infus dengan wajah masam. "Padahal saya ke rumah sakit ini sudah siapkan segala bentuk pembayaran, bahkan saya tidak memakai BPJS kesehatan guna mengantisipasi seperti yang pernah terjadi pada tahun lalu, pada saat itu saya berobat menggunakan kartu BPJS dan tidak dilayani karna mereka merasa tidak untung. Namun fakta yang saya temui standar pelayanan RSUD Pasir Pengaraian memang buruk," ujarnya.
Kekesalannya kembali bertambah saat salah seorang oknum perawat mengatakan bila ingin dilayani dengan sepenuh hati ada aturan mainnya.
"Kalau ibu mau mendapatkan layanan yang baik itu ada aturan mainnya," kata Ibu Yanu menirukan perkataan Oknum Perawat RSUD tersebut.
Katanya lagi, apa yang disampaikan perawat ini sangat bertolak belakang dengan yang sering disampaikan Bupati Achmad bahwa RSUD Pasir Pengaraian sudah memberikan layanan dan fasilitas terbaik pada seluruh masyarakat Rohul tanpa pandang bulu.
"Sekali lagi saya tegaskan, saya datang kesini sejak hari Sabtu (8/1/2016) kemarin sampai hari saya tidak mendapatkan pelayanan yang baik, ruangan ini pun panas perawatnya sombong, cuek bahkan bekas jarum infus berdarah dan mereka tak ada memeriksanya," ujar ibu Yanu.
Dari pantauan di RSUD Pasir Pengaraian, rata-rata perawat yang ada pada sore itu tidak menggunakan tanda pengenal, apakah ini bentuk kesengajaan, sejauh ini kami belum menelusurinya, namun yang pasti para medis tanpa pengenal rawan terhadap penyusup seperti kasus penculikan bayi atau kejahatan medis lainnya.
Ketika wartawan mencoba mengkonfirmasi hal ini kepada Direktur RSUD Pasir pengaraian, dr Wildan Aspan Hasibuan MKes tidak berada di rungannya. Dihubungi via selulernya juga tidak diangkat. Pesan singkat dijawab yang isinya "terimakasih infonya", balas Wildan. [Sal]
TERKAIT
Tulis Komentar