Kartini Tekankan Tantanganan Riau dalam Perubahan Iklim Global


RIAU MERDEKA - Dengan luas area yang hampir separuhnya merupakan lahan gambut, hal tersebut menjadi salah satu tantangan utama bagi Provinsi Riau dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, sosial serta lingkungan hidup yang berpengaruh terhadap perubahan iklim global.

Oleh karena itu sebagai yayasan yang juga bergerak dalam konservasi dan lingkungan hidup, Yayasan Dr Sjahrir menggelar Seminar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Perubahan Iklim: "Tantangan dan Peluang di Provinsi Riau" di Bertuah Hall Hotel Pangeran, Kamis (10/8).

Dikatakan oleh Pembina Yayasan Dr Sjahrir Kartini Sjahrir bahwa atas dasar tersebut maka pihaknya mengadakan seminar ini karena ingin bersama-sama membentuk percakapan cerdas dan bermanfaat untuk bisa lebih memahami apa yang harus kita lakukan dalam melestarikan lingkungan dan konservasi.

"Pemahaman kita tentang konservasi harus kita tingkatkan, salah satunya adalah seperti yang kita lakukan dalam seminar ini," ujar Kartini.

Di dalam Paris Agreement tahun 2015 yang juga ditandatangani oleh Indonesia tidak hanya mengharuskan Indonesia untuk ikut menjaga lingkungan, tapi juga sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

"Tiga pilar ini bisa kita lakukan dengan penerapan teknologi dan inovasi. Tanpa teknologi dan inovasi, maka tiga pilar ini tidak bisa kita jalankan bersama-sama," ungkap Kartini.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa hal tersebut menjadi tantangan kita, oleh karena itu permasalahan ini perlu kita pahami secara seksama.

"Salah satunya emisi gas rumah kaca nasional sebagian besar berasal dari pengelolaan lahan dan hutan yang belum berkelanjutan," jelasnya.

Karena itu ia berpendapat bahwa pemanfaatan dan pengelolaan lahan gambut yang tepat, dipandang sebagai solusi pertumbuhan yang memperhatikan keseimbangan, baik dari sisi lingkungan maupun dari sisi sosial.

"Upaya pertumbuhan ekonomi dan upaya pelestarian lingkungan juga harus bisa saling mendukung. Contohnya seperti pemanfaatan tanaman sagu di Riau," katanya.

Sagu selain dapat memberikan penghasilan yang signifikan bagi masyarakat Riau, dikatakannya dapat mengurangi emisi karbon. Terlebih lagi di Riau sendiri memang sudah lama terkenal sebagai daerah penghasil sagu.

"Lahan gambut bisa digunakan untuk tumpang sari, misalnya untuk nanas, kelapa atau kelapa sawit. Jadi lahan bisa dioptimalkan, sekaligus melakukan konservasi," tutup Kartini. (MC Riau/Zak)
TERKAIT