Speed Vs Pompong di Perairan Pulau Buluh, Satu Nyawa Melayang


RIAU MERDEKA - Kecelakaan lalu lintas laut yang terjadi di perairan pulau buluh kecamatan Bulang, Kota Batam mengakibatkan "Alis,red" (27) menghembuskan nafas terakhirnya, Senen (28/11/2016) dini hari.

Novrianti istri korban, terlihat meneteskan air matanya saat memandangi wajah suaminya yang terbujur kaku di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Kepri, Senin (28/11/2016) siang tadi.

Menurut Novrianti,  Minggu (27/11/2016) malam sekitar pukul 21.00 WIB, sumianya pergi tanpa pamit. Kabar yang diterima dari ayahnya, suaminya itu pergi mengantar orang ke Pulau Buluh, menggunakan pompong.

Dengan keresahan hatinya,  Novrianti menunggu suaminya tercinta. Dalam keresahan hatinya terdengar  suara dentuman keras dari jarak rumahnya yang tidak begitu jauh.

Novrianti tidak menyangka suara keras yang terdengar itu  merupakan malapetaka buat suaminya, "saya penasaran, saya cari tahu tapi tidak berhasil. Pagi saya naik Pompong  putar-putar untuk mencari suami,  ditemukan sudah tidak bernyawa dan Mengenaskan dengan posisi terapung di laut sekitar perairan pulau buluh yang berjarak 10 menit dari rumah" ujarnya disertai isak tangis.

Masih ditambahkan Novrianti, "keadaan suaminya sudah tidak berbentuk. Kepalanya pecah, tangan kanan patah. Sekarang masih diotopsi dokter," ungkapnya.

Dari kondisi suaminya, ia dan keluarga menduga, kapal pompong 15 PK yang dibawa suaminya, ditabrak dari belakang oleh speedboat berkecepatan tinggi tanpa penerangan.

Speed-Speedl itu biasanya merupakan speed yang beraktivitas ilegal, yang memiliki 3 sampai 5 mesin tempel masing-masing 200 PK ada juga yang 250 PK.

"Kejadian seperti ini bukan baru ini saja,  setau saya ini yang kedua kalinya. Sebelumnya di Pulau Kasu. Lagian kalau tidak bertabrakan, tidak mungkin suami saya hancur tidak berbentuk dalam semalam," ujarnya lagi.

Namun, Kejadian ini belum diketahui pasti, apakah saat suaminya mengantar orang ke Pulau Buluh atau sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya setelah selesai mengantar. Karena sampai saat ini, pompong kayu yang dibawa oleh suaminya belum juga ditemukan.(*)

Penulis : Maro Sitorus, Batam
TERKAIT