DJ Wanita Tampil seksi Tapi Tak Punya Skill?


RIAU MERDEKA - Profesi disc jockey atau DJ kini tak lagi didominasi oleh kaum pria. Sejumlah DJ wanita belakangan meramaikan dunia hiburan malam dengan aksi mereka. Berpenampilan seksi bahkan cenderung vulgar, para DJ wanita ini punya penggemar sendiri. Namun banyak yang mencibir mereka tak punya kemampuan karena hanya mengandalkan kemolekan tubuh.

Media sosial terutama Instagram, heboh dengan cuplikan-cuplikan video DJ Katty Butterfly 36 melalui akunnya. Berpakaian seksi, DJ Katty memamerkan aksi-aksinya saat sedang tampil di kelab malam. Followernya mencapai ratusan ribu orang, dan setiap postingannya selalu disukai ribuan kali.

Disc jockey atau DJ adalah seseorang yang berprofesi memainkan musik, rekaman atau apapun yang berjenis suara dengan tujuan menghibur para pendengarnya. Pada awal mulanya yang disebut seorang DJ adalah para penyiar radio yang memutarkan lagu-lagu populer dengan cara memutarkan cakram (disc) berupa piringan hitam yang kemudian berubah menjadi compact disc (CD) dan kini berupa file digital seiring perkembangan zaman. Profesi DJ sudah ada sejak tahun 1920 an di Amerika sejak siaran radio populer.

Berdasarkan catatan berbagai sumber, di Indonesia, profesi DJ baru dikenal sekitar tahun 1970-an, karena pada tahun tersebut mulai bermunculan pesta atau party kecil yang dibuat di rumah. Para DJ ini dipanggil untuk memberikan hiburan. Namun, saat itu, mereka hanya memainkan rekaman dalam piringan hitam, belum berupa campuran lagu atau musik (mixing). Penyebabnya, alat mixing masih langka dan sangat mahal.

Di tahun 1980-an bermunculan kelab-kelab malam yang menyajikan musik DJ sebagai bintang utamanya. Saat itu, DJ masih merupakan pekerjaan sampingan. Sekarang, DJ merupakan pekerjaan utama, terutama dengan semakin mudahnya alat DJ dan mixer dan perkembangan musik digital sehingga banyak yang tertarik menekuni. Dari hobi, kemudian menjadi profesi utama.

"Waktu itu mungkin belum ada kelan dan bar belum banyak, jadi orang-orang dulu kalau mau bikin party (pesta) ke rumah siapa sambil bawa alat, bawa tape portable ke rumah," kata pengamat musik DJ, Indra Asikin Isa kepada merdeka.com saat ditemui di Jakarta, Kamis (20/10).

Indra mengenang, DJ terkenal pertama kali di Indonesia adalah DJ Ramon Tomy Bens dan Adam Jagwani pada tahun 1980-an. Adam Jagwani atau Adam Stardust merupakan DJ asal Malaysia yang kerap tampil di Stardust Discotique di bilangan Jalan MH Thamrin, Jakarta. Dia juga dikenal sebagai pemeran Hans di Sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Indra juga menyebut nama DJ Jockey Saputra yang membawa perubahan bagi dunia DJ di Indonesia hingga era 1990-an.

Soal DJ wanita, Indra mengatakan, mereka mulai terkenal di Indonesia pada tahun 2000-an awal. Menurutnya, DJ perempuan yang biasa disebut Female DJ tak semuanya mengandalkan tampil seksi saat berada di panggung. Sebab, beberapa DJ perempuan mempunyai keahlian memainkan alat musik DJ. Indra juga menolak ada pembedaan penyebutan dengan menambahkan kata female di depan DJ. Karena di luar negeri, seorang DJ perempuan tidak menggunakan imbuhan female depan DJ.

"Di sini tuh melihatnya ada pengkotak-kotakan. Sudah ada DJ ngapain ada female DJ enggak perlu tambahin female DJ," kata dia.

Di Indonesia, kata dia DJ perempuan yang punya skill bagus yaitu DJ Apsara. Perempuan asli Jepang yang sudah lama tinggal di Indonesia tersebut kualitas musiknya sangat bagus.

Selain itu, kata dia tak ada perbedaan segi musik antara DJ lelaki dan perempuan. "Mungkin beda di style saja sih dia main genre apa. Cewek main genre techno ada, genre house pun ada sampai DJ cewek main hiphop juga ada sih dan R&B ada sih," jelasnya.

Apa kata para DJ wanita soal tudingan tidak punya skill atau kemampuan?

DJ Dinar Candy (23) membantahnya. Dia mengaku bisa memainkan alat DJ dengan mengikuti sekolah di Bandung. Menurutnya, DJ wanita dan lelaki memang dibedakan. Contohnya saat dirinya masuk top hundred DJ world di Indonesia secara peringkat dipisah antara DJ wanita dengan DJ lelaki. [merdeka]
TERKAIT