Pemuka Agama Minta Masyarakat Tidak Terpancing Isu SARA


RIAU MERDEKA - Isu SARA paling sering dimunculkan di pemilihan kepala daerah. Seperti kasus yang terakhir dimunculkan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama yang menyinggung Surah Al Maidah.

Sejumlah tokoh agama berpesan pilkada serentak harus berjalan bebas SARA. Semua pihak harus bisa menahan diri agar tidak mengucapkan kata-kata yang berpotensi membuat gaduh.

"Diharapkan semua pihak untuk dapat menahan diri baik dalam perkataan maupun perbuatan. Jangan sampai melakukan hal yang dapat mendorong terjadinya pertentangan dalam masyarakat majemuk. Terutama menyinggung isu SARA yang sangat sensitif sekali pengaruhnya," ujar Sekretaris Umum PGI, Gomar Gultom, di kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisation (CDCC), Senin (17/10).

Pemerintah juga diharapkan ikut berperan serta membuat suasana pilkada yang aman dan tentram.

"Semua agama melarang segala bentuk tindak kekerasan karena hal itu merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai agama. Sebisa mungkin, seluruh warga dianjurkan untuk menghindarkan diri dari segala macam kekerasan, baik fisik maupun verbal," sambungnya.

Dia juga berpesan, agar warga Indonesia sendiri menciptakan suasana kondusif dan tak mudah terpancing segala isu berbau SARA.

"Demokrasi ini menuntut adanya toleransi dan kita harus bisa saling memahami. Tidak boleh ada perpecahan," katanya.

"Masyarakat harus menghindari gejala-gejala perpecahan apalagi tindak kekerasan agar pembangunan kerukunan umat beragama bisa tercapai," pungkasnya.[merdeka]
TERKAIT