Tak Mau Diamputasi, Nenek Ini Biarkan Kakinya Dimakan Belatung


RIAU MERDEKA - Nenek Halipah (80), warga Dusun Tangi, Desa Tegal Badeng Timur, Jembrana, Bali, hanya pasrah dengan kondisinya saat ini. Dia menderita kaki gajah sejak dua puluh tahun lebih.

Nenek yang hanya tinggal di sebuah gubuk reyot itu mengaku sudah sering berobat. Namun, hingga kini penyakitnya itu tidak kunjung sembuh.

"Saya pasrah. Meskipun sudah berobat kemana-mana, kaki saya ngak bisa sembuh," kata Halipah, saat ditemui di rumahnya, Senin (23/5).

Dalam kesehariannya, Nenek Halipah hanya menerima jasa parut kelapa dan buruh penumbuk batu bata yang dipakai sebagai bahan untuk membuat telur asin.

Di rumahnya dia tinggal dengan keponakannya. Dia mengaku sangat ingin sembuh dari penyakit yang dideritannya. Namun tidak mampu lagi berobat karena terbentur masalah biaya.

"Kaki saya terus membengkak, bahkan sering keluar ulat dari kaki yang bengkak. Saya takut kaki saya dipotong," ujarnya.

Menurut Kadis Kesehatan Jembrana, Putu Suasta menjelaskan, penyakit kaki gajah atau filariasis tersebut menular karena darahnya mengandung filaria.

Namun kandungan filaria tersebut bisa disembuhkan, jika darah sudah tidak mengandung filaria.

"Kasus nenek Halipah sebenarnya kasus lama, sudah pernah ditangani dan sudah diobservasi," ujar Putu Suasta, Senin (23/5).

Menurut Suasta, saat ini kasus nenek Halipah penyakit kaki gajahnya tidak menular karena darahnya sudah tidak mengandung filaria.

"Kasus pada nenek Halipah ini penyakit kaki gajahnya sudah tidak ada," ujar Suasta.

Dia menambahkan, pada kaki nenek Halipah hanya pembuluh darah limpanya yang membesar. Itu terjadi karena dampak dari penyalit kaki gajah yang lama.

Prihatin dengan kondisi yang dialami nenek Halipah, sejumlah warga Jembrana yang tergabung dalam Komunitas Relawan Jembrana (KRJ), memberi bantuan sembako dan sejumlah dana. [*]
TERKAIT