Facebook Tak Izinkan Sensor Campuri Trending Topic


RIAU MERDEKA - Facebook telah merespons tuduhan dalam laporan Gizmodo yang menyebutkan bahwa kurator berita kontrak Facebook secara aktif melakukan sensor berita dari publikasi konservatif. Itu dilakukan ketika mereka memilih item yang muncul di bagian trending topic.

Dalam pernyataan yang diberikannya pada The Verge, Facebook tidak secara aktif mengelak bahwa anggota operasi beritanya menyensor berita dari outlet sayap kanan seperti Breitbart dan The Drudge Report. Namun, juru bicara Facebook mengatakan bahwa perusahaannya tidak mengizinkan tekanan dalam perspektif politik dan tidak pernah melarang news outlet muncul di bar trending topic.

"Kami merespon tuduhan bias dengan sangat serius. Facebook adalah sebuah platform bagi orang-orang dan perspektif dari seluruh spektrum politik," demikian pertanyataan juru bicara yang pertama kali diterbitkan BuzzFeed News seperti yang dikutip dari The Verge, Selasa (10/5/2016).

"Ada pedoman yang ketat di sana untuk tim peninjau yang memastikan konsistensi dan netralitas. Pedoman ini tidak mengizinkan penindasan perspektif politik. Mereka juga tidak memungkinkan prioritas satu sudut pandang di atas yang lain atau satu outlet berita di atas yang lain. Pedoman tidak melarang setiap outlet berita muncul di trending topic," ujarnya.

Daftar trending Facebook berisi cerita yang kebanyakan dikuratori oleh pekerja kontrak di tim berita perusahaan. Hal itu menjadi pendorong utama lalu lintas ke outlet berita. Netralitas seluruh operasi itu dipertanyakan setelah laporan Gizmodo yang menampilkan wawancara dengan beberapa mantan karyawan anonim di tim tersebut.

Mantan karyawan mengatakan bahwa mereka diminta untuk "menyuntikkan" berita dari outlet utama ke dalam daftar trending yang sebenarnya tidak tren sama sekali atau tidak cukup populer untuk ditandai oleh algoritma Facebook. Sementara itu, cerita dari outlet konservatif yang secara aktif dilewatkan bahkan ketika algoritma Facebook menganggap mereka tren.

Kurator mengatakan mereka juga diperintahkan untuk menghindari berita-berita tentang Facebook itu sendiri. Namun hanya beberapa jam setelah laporan ini dipublikasikan, beritanya menjadi tren di Facebook. [*]
TERKAIT