Sejumlah wilayah Riau dikepung banjir

Plt Gubri pantau banjir di Kampar.
RIAU MERDEKA-Curah hujan yang tinggi sejak beberapa hari belakangan ini, membuat sejumlah daerah di Riau dihantam banjir, Senin (8/2/2016). Ada tiga kabupaten yang mengalami banjir cukup parah, yakni Kabupaten Kampar, Rokan Hulu dan Kuantan Singingi. Banjir di Kampar bahkan telah menimbulkan korban jiwa satu orang.

Banjir di tiga kabupaten itu mengakibatkan ribuan rumah masyarakat terendam air dan membuat aktivitas masyarakat lumpuh. Sementara itu, arus lalu lintas Riau-Sumatera Barat juga terputus total. Hal itu disebabkan banjir yang menimpa kawasan Pangkalan, Sumatera Barat, yang merupakan jalur vital arus transportasi antara dua provinsi ini

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, meluapnya sejumlah sungai di tiga kabupaten itu, juga tidak terlepas akibat tingginya curuh hujan yang turun di Sumatera Barat. "Sebab banyak sungai yang meluap saat ini, hulunya ada di kawasan Sumbar," terangnya, Senin (8/2/2016).

Untuk Kabupaten Kampar, banjir menghantam sejumlah kawasan, seperti di daerah Kampar Hulu dan Kampar Kiri Hulu. Banjir di dua kawasan ini bahkan nyaris membuat badan jalan terputus. Buntutnya, hampir 2 ribu KK menjadi korban banjir.

Diterangkan Edwar, di Kampar Kiri, desa yang dilanda banjir di antaranya, Desa Domo sebanyak 60 Kepala Keluarga (KK), Pulau Sawah 320 KK, Sei Liti 15 KK, Kuntu 902 KK, Kuntu Darussalam 8 JJ, Teluk Paman 132 KK, Lipat Kain Selatan 45 KK, Lipat Kain 29 KK, Lipat Kain Utara 25 KK dan Ponpes Kuntu Darussalam 211 jiwa.

Menurutnya, untuk banjir di Kampar, selain akibat meluapnya air sungai kiriman dari Sumatera Barat, juga disebabkan dibukanya lima pintu bendungan di PLTA Koto Panjang. Pintu air terpaksa dibuka, karena debit air di danau itu sudah melebih ambang batas. Hal ini juga ikut memicu naiknya air Sungai Kampar dan menggenangi sejumlah daerah di daerah Serambi Makkah ini.

Keterangan itu juga dibenarkan Kepala BPBD Kampar, Santoso. Dikatakan, akibat meningkatnya debit air di waduk PLTA Koto Panjang, terhitung sejak Senin kemarin, pukul 09.00 WIB,  lima pintu spill way bendungan terpaksa dibuka dengan ketinggian mencapai lebih kurang satu meter.

Dampaknya, diperkirakan debit air sungai Kampar akan naik antara 60 sampai 120 cm. "Sepertinya akan terjadi banjir lagi di hilir Sungai Kampar," katanya.

Pihaknya telah menyampaikan informasi tersebut kepada para camat untuk diteruskan kepada jajaran di bawahnya. "Kita harapkan masyarakat yang bermukim di sepanjang Sungai Kampar, bersiap menghadapi kemungkinan akibat dibukanya pintu air ini," ujarnya.

Dari pantauan Haluan Riau di Kecamatan Bangkinang dan Bangkinang Kota, permukaan air Sungai Kampar mulai naik sejak Senin siang. Permukaan air naik begitu cepat. Hanya dalam hitungan jam, rumah warga mulai terendam.

Warga berupaya menyelamatkan harta benda seperti ternak dan perabot rumah ke tempat yang lebih tinggi. Banjir menggenangi persawahan dan merendam tanaman padi dan palawija. Padahal, umumnya padi dan palawija sudah mulai berbuah.

Hingga malam tadi warga masih diliputi kerisauan karena permukaan air semakin tinggi. Warga kesulitan untuk menyelamatkan ternak karena permukaan tanah sudah tenggelam.

Menurut salah seorang warga Bangkinang Syafri (50), banjir kali ini adalah yang terbesar sejak tahun 1994 atau sejak PLTA beroperasi. "Ini banjir yang terbesar sejak PLTA ada," ujarnya. [*]


TERKAIT